JENEPONTO - Wakil Bupati Jeneponto, Paris Yasir bersama Kepala Dinas Kesehatan Jeneponto, Susanti A. Mansyur menerima kunjungan Tim Perizinan Ormas Asing (TPOA).
Dari pantauan media ini, rombongan TPOA yang berjumlah 9 orang dari Kementerian dan Lembaga tersebut disambut hangat di kantor Dinas Kesehatan Jeneponto pada Senin (4/10/2022).
Koordinator TPOA dari Kementerian Luar Negeri RI, Anet Adilla, mengungkapkan kunjungan itu, yakni melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi selama tiga hari di Provinsi Sulawesi Selatan. Sekaligus melihat lebih dekat kegiatan-kegiatan penanggulangan Kusta dan pengurangan stigma yang dilakukan NLR dan Dinas Kesehatan di Kabupaten Jeneponto.
Di mana kata dia bahwa sehari sebelumnya TPOA telah mengunjungi Puskesmas Kaluku Bodoa di Kota Makassar. Selanjutnya bertolak ke Desa Kapita Jeneponto selama dua hari melakukan kegiatan yang sama.
“Kami ingin melihat dan mendengar langsung dari Dinas Kesehatan, petugas Puskesmas dan orang yang pernah mengalami kusta manfaat apa saja yang sudah didapatkan dari dukungan dan kerjasama NLR selama ini, ” ungkap Anet Adilla dari Kementerian Luar Negeri RI itu.
Sementara itu, Direktur Operasional NLR, Asken Sinaga, menyebut kegiatan monitoring dan evaluasi dari TPOA didampingi oleh Ketua Tim Kerja NTDs, Dit. P2PM, Kementerian Kesehatan RI dr. Regina Tiolina dan Sidjabat, M. Epid serta pejabat Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto.
Direktur Operasional NLR Asken Sinaga menyampaikan apresiasinya kepada Pimpinan Daerah Kabupaten Jeneponto dan Dinas Kesehatan atas kerjasamanya selama ini sehingga banyak praktik baik dihasilkan.
“Kami sangat berterima kasih atas dukungan, kerjasama dan fasilitasi dari Kabupaten Jeneponto sehingga banyak praktik baik telah dihasilkan dari sini, " katanya.
Sinaga menambahkan, praktik baik seperti kegiatan peer counselingakan disampaikan di India nanti oleh dua narasumber dari Jeneponto dalam kegiatan International Leprosy Conference di November depan, pungkasnya.
Baca juga:
Vaksin Booster Itu Penting, Apa Alasannya?
|
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto Syusanti A. Mansyur memaparkan bahwa selama tiga tahun ini case detection rate (CDR) telah turun dari 10, 6 per 100.000 penduduk menjadi 7, 38 per 100.000 penduduk, dengan persentase disabilitas tingkat dua menurun dari 7, 9% menjadi 3, 7%.
“Selain menurunnya angka prevalensi kusta, Jeneponto sekarang sudah tidak lagi menjadi penyumbang kasus kusta di Sulawesi Selatan dibandingkan 10 tahun lalu. Ini berkat bantuan NLR, ” Papar Kadinkes Syusanti Mansyur.
Diakuinya, Dalam kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto, NLR telah mendorong terlaksananya kegiatan pencegahan penularan kusta dengan pemberian obat pencegahan (kemoprofilaksis) pada kontak di daerah-daerah yang ditemukan kasus kusta.
Kemoprofilaksis ini juga melibatkan tokoh berpengaruh maupun orang yang pernah mengalami kusta agar masyarakat di wilayah endemis ikut mencegah diri dari tertular kusta dan mengurangi stigma kusta di masyarakat.
NLR membantu pembentukan kelompok konseling sesama (peer counselling) orang yang pernah mengalami kusta (OYPKM) untuk meningkatkan kepercayaan diri dan menurunkan stigma diri pada diri mereka.
Selain itu lanjut Susanti, NLR juga memfasilitasi kegiatan On The Job Training (OJT) Cluster dimana petugas kusta dari sejumlah puskesmas di Jeneponto berbagi dan belajar pengalaman dan praktik baik penanggulangan kusta.
NLR juga mendorong 10 Puskesmas melakukan pemantauan berkala atas 48 pasien kusta paska selesai berobat kusta (Semi Active Surveillance).
"NLR telah mendukung upaya penanggulangan kusta di Jeneponto sejak penandatangan Memorandum Saling Pengertian dengan Kementerian Kesehatan R.I pada 1984, " jelas Susanti.
Masih di tempat itu, Wabup Paris Yasir menyampaikan harapannya agar kunjungan ini memberi angin segar bagi pemberantasan kusta di Kabupaten Jeneponto.
“Kami berharap kunjungan TPOA memberi angin segar untuk penurunan kusta sehingga di 2030 sudah tidak ada kusta di sini, " singkat yang akrab disapa KK Paris ini.
Sekedar diketahui, NLR ini adalah sebuah organisasi non-pemerintah yang didirikan di Belanda pada 1967 untuk menanggulangi kusta dan konsekwensinya di seluruh dunia dengan tiga pendekatan yaitu zero transmission (nihil penularan), zero disability (nihil disabilitas) dan zero exclusion (nihil eksklusi).
Di Indonesia, NLR mulai bekerja pada tahun 1975 bersama Pemerintah Republik Indonesia yaitu Kementerian Republik Indonesia. Pada 2018 NLR bertransformasi menjadi entitas nasional dengan maksud untuk membuat kerja-kerja organisasi menjadi lebih efektif dan efisien menuju Indonesia bebas dari kusta.
Sama dengan Aliansi NLR Internasional, tagline NLR Indonesia adalah: Hingga kita bebas dari kusta.
Tentang NLR, saat ini NLR beroperasi di Mozambique, India, Nepal, Brazil dan Indonesia.
Informasi lebih lanjut, silakan menghubungi, Staf Komunikas NLR Indonesia, Paulan Aji, (Cp. 081219012439).
Penulis: Syamsir